Selasa, 15 Desember 2009

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R.Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir akan dijadikan tempat pusat perlawan, mengeluarkan UU No.431 Tahun 19 yang isinya yaitu :

1. Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi.

2. Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa.

3. Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral.

4. Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda.

Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapat izin koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU No. 91 pada Tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU No.431 seperti :

1. Hanya membayar 3 gulden untuk materai

2. Bisa menggunakan Bahasa daerah

3. Hukum dagang sesuai daerah masing-masing

4. Perizinan bisa di daerah setempat Koperasi menjamur kembali pada Tahun 1933 keluar UU yang mirip UU No. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya.

Pada Tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulis. Namun fungsinya berubah dratis dan menjadi dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pengerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai hari koperasi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar